MAKALAH
AKUNTANSI KOMPARATIF
DISUSUN
OLEH :
TRESSA SARIYANTI
28213944
4 EB29
Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi
Universitas Gunadarma
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Standar akuntansi
adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang
mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan
atau formulasi standar akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan
standar. Tetapi dalam praktiknya berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Di beberapa negara, standar akuntansi hanya
berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri
dan bukan untuk laporan konsolidasi.
Penetapan standar
akuntansi umumnya melibatkan gabungan kelompok sektor swasta dan publik. Hubungan antara standar akuntansi
dan proses akuntansi sangat rumit dan tidak selalu bergerak dalam satu arah yang
sama. Meskipun standar akuntansi sudah
ada di masing-masing negara, namun sering sekali hubungan antara standar
akuntansi dan praktik akuntansi tidak selalu sejalan searah seperti di
kebanyakan negara. Hukuman atas ketidakpatuhan ketentuan akuntansi cenderung
lemah dan tidak efektif, secara sukarela perusahaan boleh melaporkan informasi
lebih banyak daripada yang diharuskan.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
penerapan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) di negara Belanda dan Inggris?
2. Bagaimana
perbedaan dan persamaan SAK di negara Belanda dan Inggris dengan SAK yang ada
di Indonesia?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui bagaimana Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) di negara Belanda dan
Inggris, sehingga kita dapat membandingkan SAK antara satu negara dengan negara
yang lainnya.
2. Untuk
mengetahui apa perbedaan dan persamaan SAK di Belanda dan Inggris dengan SAK
yang ada di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Standar
Akuntansi
Standar akuntansi
merupakan suatu aturan yang di dalamnya terdapat sebuah hukum dasar yang
mengatur tentang penyusunan laporan keuangan. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan
Standar Akuntansi sebagai berikut:
“Standar Akuntansi
adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan
keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih
mudah”.
Penetapan standar
adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar akuntansi
merupakan hasil penetapan standar, namun dalam praktiknya berbeda dari yang
ditentukan oleh standar. Ada empat alasan yang menjelaskan hal tersebut, antara
lain:
1.
Di kebanyakan negara
hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan
tidak efektif.
2.
Secara sukarela
perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.
3.
Beberapa negara
memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan
melakukannnya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara
lebih baik hasilnya.
4.
Di beberapa negara
standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri, dan
bukan untuk laporan konsolidasi.
Standar akuntansi
merupakan masalah penting dalam propesi dan semua pemakai laporan yang memiliki
kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar standar
akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi
ini akan terus menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan
masyarakat. Belkaoui (1985) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi
yang baku sebagai berikut:
1.
Dapat menyajikan
informasi tentang informasi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan.
Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim diharapkan
mempunyai sifat yang jelas, konsisten, terpercaya dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi
pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan agar mereka dapat melaksanakan tugas
dengan hati – hati, independen, dan dapat mengabdikan keahliannya dan
kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntansi setelah melalui pemeriksaan
akuntan.
3. Memberikan
database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting
dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan
peraturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi dan tujuan-tujuan makro
lainnya.
4. Dapat
menarik parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi. Semakin
banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin
bergairah untuk berdebat, berpolemik dan melakukan penelitian.
Profesi auditing cenderung dapat mengatur sendiri
di negara-negara yang menganut penyajian wajar (khusus yang dipengaruhi
Inggris) dan auditor lebih dapat melakukan pertimbangan apabila tujuan audit
adalah untuk melakukan atestasi terhadap penyajian wajar laporan keuangan.
Sedangkan di negara dengan hukum kode, profesi akuntansi cenderung
diatur oleh negara karena tujuan utama audit adalah memastikan bahwa catatan
dan laporan keuangan perusahaan sesuai dengan ketentuan hukum.
2.2 Sejarah Perkembangan Akuntansi
2.2.1 Belanda
Pada
akhir abad XV, sejalan dengan menurunnya pengaruh Romawi, pusat perdagangan
bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem akuntansi yang
telah dikembangkan Romawi juga ikut berpindah dan digunakan di negara-negara
tersebut. Sejak itu perhitungan rugi laba mulai dibuat secara tahunan yang
kemudian mendorong dikembangkannya penyusunan neraca secara rutin pada akhir
jangka waktu tertentu. Sistem Belanda
atau tata buku disebut juga sistem Kontinental.
2.2.2 Inggris
Sistem
pembukuan di Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon. Pada
abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Di Eropa
Barat, tepatnya Inggris telah menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi
industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada
akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat
yang disebut accounting (akuntansi).
Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad
ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga
praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien.
2.3 Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan
2.3.1 Belanda
Belanda merupakan salah satu pendukung pertama atas
standar internasional akuntansi dan pelaporan keuangan. Belanda juga
menjadi tempat bagi beberapa perusahaan multinasional terbesar di dunia,
seperti Philips, Royal Dutch/Shell dan Unilever.
Akuntansi di Belanda
memiliki beberapa paradoks yang menarik. Belanda memiliki ketentuan akuntansi
dan pelaporan keuangan yang relatif permisif, tetapi standar praktik
profesional yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode,
namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan
akuntansi pajak merupakan dua aktivitas terpisah.
2.3.2 Inggris
Akuntansi di
Inggris berkembang sebagai cabang ilmu yang independen dan secara pragmatis
menyikapi kebutuhan dan praktik usaha. Seiring berjalannya waktu, legislasi
perusahaan yang berurutan menambah struktur dan ketentuan lain, tetapi masih
memungkinkan akuntan memiliki fleksibilitas yang cukup dalam penerapan
pertimbangan yang profesional.
2.4 Perkembangan Penyusun Standar Akuntansi Keuangan
2.4.1 Belanda
Regulasi di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970
ketika undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan. Undang-undang
tersebut merupakan bagian dari program besar perubahan dalam Uni Eropa yang
akan terjadi. Provisi utama undang-undang tahun 1970 tersebut, yaitu :
1.
Laporan keuangan tahunan harus
menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi dan hasil keuangan selama satu
tahun, dan seluruh pos di dalamnya harus dikelompokkan dan dijelaskan secara
memadai.
2.
Laporan keuangan harus disusun
sesuai dengan praktik usaha yang baik (yaitu prinsip akuntansi dapat diterima
oleh kalangan usaha).
3.
Dasar penyajian aktiva, kewajiban,
dan penentuan hasil operasi harus diungkapkan.
4.
Laporan keuangan harus disusun
sesuai dengan dasar yang konsisten dan pengaruh material dari perubahan dalam
prinsip akuntansi harus diuangkapkan secukupnya.
5.
Informasi keuangan komparatif untuk
periode sebelumnya harus diungkapkan dalam laporan keuangan
dan catatan kaki yang menyertainya.
Dewan
Pelaporan Tahunan
Dewan Pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap
prinsip akuntansi yang dapat diterima (bukan diterima) secara umum. Dewan
tersebut memiliki anggota yang berasal dari tiga kelompok yang berbeda, yaitu :
1.
Penyusun Laporan Keuanagan
(Perusahaan)
2.
Pengguna Laporan Keuangan
(perwakilan serikat buruh dan analis keuangan)
3.
Auditor Laporan keuangan (Institusi
Akuntan Terdaftar Belanda atau NivRA),
Dewan
tersebut merupakan organisasi swasta dan didanai melelui hibah dari kalangan
usaha dan NivRA.
Pelaporan
Keuangan
Laporan keuangan wajib disusun dalam bahasa Belanda,
namun dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan
keuangan harus terdiri dari :
1.
Neraca
2.
Laporan Laba Rugi
3.
Catatan-catatan
4.
Laporan Direksi
5.
Informasi Lain yang direkomendasikan
Laporan arus
kas tidak diwajibkan, tetapi direkomendasikan oleh sebuah tuntunan dewan dan
kebanyakan perusahaan Belanda membuatnya. Catatan laporan keuangan harus
menjelaskan prinsip akuntansi yang digunakan dalam penilaian dan penetapan
hasil dan alasan-alasan di balik setiap perusahaan akuntansi yang dilakukan.
Laporan direksi mengevaluasi posisi keuangan pada tanggal neraca dan kinerja
selama tahun keuangan. Laporan keuangan tahunan harus disajikan baik
berdasarkan induk perusahaan saja maupun
konsolidasi. Perusahaan-perusahaan Belanda pun diperbolehkan untuk
menyusun Laporan keuangan dengan menggunakan IFRS atau GAAP AS selain standar
Akuntansi Belanda.
Pengukuran
Akuntansi
1.
Dasar penilaian yang dipakai adalah historical cost, dan intangible assets pun harus dinilai
berdasarkan historical cost.
2.
Depresiasi biasanya berdasarkan
garis lurus dan diterapkan untuk semua asset kecuali bangunan, tanah tidak
harus didepresiasi.
3.
Metode FIFO dan weighted-average adalah metode yang paling banyak dipakai dalam
menentukan cost, meskipun LIFO juga diizinkan.
4.
Goodwill dikapitalisasi
dan diamortisasi selama estimasi manfaat hingga maksimum 20 tahun
5.
Biaya penelitian dan pengembangan di
kapitalisasi hanya jika jumlah tersebut dapat dipulihkan dan cukup pasti.
2.4.2 Inggris
Dua sumber
utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi
akuntansi. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur
oleh aktiva yang disebut sebagai undang-undang perusahaan. Undang-undang
tersebut berisi aturan penilaian yang luas, dimana akun-akun dapat ditentukan
berdasarkan biaya historis atau biaya kini. Undang-undang tahun 1981 juga
menetapkan lima prinsip dasar akuntansi, yaitu:
1.
Pendapatan dan beban harus
ditandingkan menurut dasar akrual.
2.
Pos aktiva dan kewajiban secara
terpisah dalam setiap kategori aktiva dan kewajiban dinilai secara terpisah.
3.
Prinsip koservatisme (kehati-hatian)
diterapkan, khususnya dalam pengakuan realisasi laba dan seluruh kewajiban dan
kerugian yang diketahui.
4.
Penerapan kebijakan akuntansi yang
konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan.
5.
Prinsip kelangsungan usaha
diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi.
Berikut enam
badan akuntansi di Inggris yang berhubungan dengan Komite Konsultasi Badan
Akuntansi yang berdiri pada tahun 1970:
1.
Institut Akuntan Berizin Resmi di
Inggris dan Wales (The Institute of
Chartered Accountants in England and Wales–ICAEW)
2.
Institut Akuntan Berizin Resmi di
Irlandia (The Institute of Chartered
Accountants in Ireland–ICAI)
3.
Institut Akuntan Berizin Resmi di
Skotlandia (The Institute of Chartered
Accountants in Scotland-ICAS)
4.
Asosiasi Akuntan Berizin Resmi dan
Berserikat (The Association of Chartered
Certified Accountants–ACCA)
5.
Institut Akuntan Manajemen Berizin
Resmi (The Chartered Institute of
Management Accountants–CIMA)
6.
Institut Keuangan dan Akuntansi
Publik Berizin Resmi (The Chartered
Institute of Finance and Accountancy–CIPFA)
Penetapan standar di Inggris berkembang dari
rekomendasi atas prinsip akuntansi hingga komite pembentukan Komite Pengarah
Standar akuntansi (Accounting Standards
Steering Committee) pada tahun 1970, yang kemudian dinamakan sebagai Komite
Standar Akuntansi (Accounting Standards
Committee—ASC). ASC mengeluarkan Pernyataan Praktik Akuntansi Standar (Statements on Standards Accounting Practice–SSAP).
SSAP dikeluarkan dan dikukuhkan oleh enam badan akuntansi tersebut di atas,
dimana salah satunya secara efektif dapat melakukan veto terhadap standar yang
ada.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan
keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan
umumnya mencakup:
1.
Laporan Direksi
2. Laporan Laba
dan Rugi dan Neraca
3. Laporan Arus
Kas
4. Laporan
Total Keuntungan dan Kerugian yang Diakui
5. Laporan
Kebijakan Akuntansi
6. Catatan atas
Referensi dalam Laporan Keuangan
7. Laporan
Auditor
Pengukuran Akuntansi
Inggris
memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk
penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu
ketat sehingga hampir tidak pernah digunakan. Pada tahun 2003, Departemen
Perdagangan dan Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005,
Seluruh perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP.
Laporan direktur menyebutkan aktivitas pokok bisnis,
tinjauan operasi dan perkembangan yang akan terjadi, kejadian penting pasca
penyusunan neraca, dividen yang dianjurkan, nama-nama direktur pemegang
sahamnya, dan kontribusi politik serta sumbangan amal. Perusahaan-perusahaan
yang terdaftar harus menyertakan laporan mengenai penguasaan bersama dengan
pengungkapan mengenai gaji direktur, komite audit dan kendali internal, dan sebuah
pernyataan bahwa perusahaan berjalan dengan baik.
Laporan
keuangan harus memberikan pandangan yang adil dan benar mengenai keadaan dan
keuntungan perusahaan. Untuk mencapai hal ini, informasi tambahan mungkin
diperlukan, dan dalam keadaan tertentu persyaratannya bisa dikesampingkan. Yang
terakhir dikenal juga dengan “Pengesampingan yang adil dan benar”. Laporan
keuangan grup hanya diwajibkan untuk neraca perusahaan induk. Kendali
“perusahaan” cabang terjadi ketika perusahaan induk. Keistimewaan lain laporan
keuangan inggris adalah bahwa perusahaan- perusahaan kecil dan menengah
dibebaskan dari banyaknya kewajiban laporan keuangan. Companies Act yang
menentukan kriteria ukuran perusahaan.
Penghitungan Akuntansi
Inggris memperbolehkan adanya metode akusisi dan
penggabungan akuntansi untuk kombinasi bisnis. Namun syarat-syarat penggunaan
metode penggabungan sangat terbatas sehingga hampir tidak pernah digunakan. Di
bawah metode akusisi, goodwill dihitung sebagai selisih antara harga pasar
dari uang yang dibayarkan dan harga pasar dari asset bersih yang diakusisi.
Aset-aset bisa dihitung pada harga perolehan, biaya sekarang, atau menggunakan
gabungan keduanya. Jadi, revaluasi tanah dan bangunan diperbolehkan. Depresiasi
dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar perhitungan yang digunakan untuk
asset-aset yang mendasarinya. Pinjaman yang menggantikan risiko dan penghargaan
kepemilikan kepada penyewa dikapitalisasi dan kewajiban sewa ditunjukkan
sebagai utang. Biaya provisi pensiun dan kepetingan pengunduran diri lainnya
harus dihitung secara sistematis dan rasional pada periode selama jasa pegawai
ditunjukkan.
2.5 Pilar Standar Akuntansi
2.5.1 Belanda
Ikatan Akuntan Terdaftar Belanda
(NIVRA), kerangka hukum untuk pelaporan keuangan di Belanda sebagian besar
didasarkan pada Belanda Perdata, Kantor Akuntan Act, Akuntansi Perusahaan
(Pengawasan) Undang-Undang, Kode Perilaku Akuntan, dan Kode Belanda Independensi.
PSAK mengacu pada Belanda Perdata dan Pedoman Akuntansi yang telah dikeluarkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Belanda (DASB). The DASB adalah sebuah organisasi swasta, non-pemerintah yang
menetapkan standar akuntansi nasional dan pedoman isu-isu akuntansi. Setiap
tahun pada bulan Desember, isu DASB dua set pedoman - satu untuk perusahaan
besar dan menengah dan satu untuk entitas kecil.
2.5.2 Inggris
Dua sumber
utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi
akuntansi. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara
luas diatur oleh aktiva yang disebut sebagai undang-undang perusahaan.
2.7 Perkembangan
Standar Akuntansi Keuangan Menuju Standar Akuntansi Internasional
Laporan Keuangan Gabungan diperlukan apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan
keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki
kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali
(control) yang lebih, maka mereka
adalah badan usaha (entity) mandiri,
artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri
dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi,
tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.
IFRS dalam Negara Uni Eropa laporan keuanganya cenderung menghadap ke
arah kewajaran penyajian, setidaknya bagi laporan keuangan gabungan.
Kecenderungan ini sangat benar dalam Uni Eropa. Pada tahun 2002, Uni Eropa menyetujui
sebuah aturan akuntansi yang mengharuskan semua perusahaan Uni Eropa yang
terdaftar dalam sebuah pasar resmi untuk mengikuti IFRS dalam laporan keuangan
gabungan mereka, dimulai pada tahun 2005. Negara-negara anggota dibebaskan
untuk memperluas persyaratanya bagi semua perusahaan, bukan hanya perusahaan
yang terdaftar, termasuk laporan keuangan pribadi. Penggabungan laporan
keuangan bias diharapkan dimana IFRS diperlukan, tapi perbedaanya ada ketika
tidak ada penggabungan. Banyak perusahaan memilih untuk mengikuti persyaratan
setempat di perusahaan-perusahaan dimana IFRS digunakan. Sebagai contoh,
perusahaan tersebut bisa saja menganggap IFRS tidak sesuai atau terlalu
rumit untuk kebutuhan mereka.
Alasan perlunya standar akuntansi internasional:
o Peningkatan daya banding laporan
keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dipasar modal internasional
o Menghilangkan hambatan arus modal
internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
o Mengurangi biaya pelaporan keuangan
bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
o Meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan menuju “best practise”.
BAB
III
SIMPULAN
Standar akuntansi
tidak lepas dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi
suatu negara. Salah satu harmonisasi standar akuntansi, yaitu dengan membuat
perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di berbagai negara menjadi semakin
kecil, sehingga standar akuntansi antarnegara tidak memiliki perbedaan yang
signifikan.
Standar Akuntansi
Keuangan yang lengkap dan komprehensif merupakan dambaan semua pihak yang
berkepentingan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, standar akuntansi
keuangan ini dari waktu ke waktu akan terus dilengkapi dan disempurnakan sesuai
dengan tuntutan dan perkembangan praktik binis dan profesi akuntansi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar