MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL
INFLASI
Disusun oleh :
Tressa sariyanti
28213944
4 EB 29
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
GUNADARMA
PENDAHULUAN
Latar belakang
Inflasi merupakan masalah
ekonomi (peristiwa moneter) yang hampir terjadi di semua negara di dunia.
Inflasi sering diartikan sebagai suatu kecendrungan naiknya harga-harga secara
umum dalam waktu dan wilayah tertentu. Dari pengertian ini dapat diambil
beberapa hal penting dalam memahami inflasi, bahwa inflasi ini terjadi:
Diwarnai kenaikan harga-harga komoditi secara umum, atau hampir semua komoditi
mengalami kenaikan. Kenaikan harga-harga karena, misalnya musiman,
menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja (tidak mempunyai
pengaruh lanjutan) tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.
suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.Inflasi
merupakan fenomena dunia yang banyak terjadi di Negara berkembang, namun
kecenderungan yang ada di Negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk
memperbaiki penyimpangan dari convensional historical cost accounting yang
memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset.
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan akuntansi inflasi ?
2.
Apa saja metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ?
3.
Bagaimana sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi ?
Tujuan penulisan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan akuntansi inflasi
2. Untuk
mengetahui metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi
3. Untuk
mengetahui sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi
Manfaat
Penulisan
1. Bagi mahasiswa dapat menambah
wawasan mahasiswa dalam bidang ilmu akuntansi.
2. Bagi lembaga dapat menambah
perbendaharaan tulisan ilmiah di lembaga
PEMBAHASAN
Akuntansi Inflansi
Menurut Drs. Ainun Na’im, Ak, pengertian Akuntansi Inflasi adalah sebagai
berikut : “merupakan suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan informasi
yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga,
sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat
harga yang berlaku.”
Akuntansi Inflasi merupakan suatu metode untuk mengkoreksi, dengan
menyatakan kembali sepenuhnya laporan keuangan berdasarkan harga perolehan
historis kedalam suatu cara yang mencerminkan perubahan daya beli mata uang
yang diukur dengan menggunakan angka indeks. Akuntansi inflasi bukan sebagai
pengganti akuntansi konvensional yang telah ada, namun merupakan informasi
tambahan bagi para pemakainya.
Secara
umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang
atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau
keluaran) ada dua jenis perubahan harga yaitu :
1.
Perubahan Harga Umum
Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai
tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli.
a. Inflasi dan Daya Beli
Uang
b. Implikasi Akuntansi
c. Interpretasi Untung /
Rugi Daya Beli
2. Perubahan
Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik
adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut
berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar
keluaran.
a. Implikasi
Akuntansi
b.Interpretasi
Untung/Rugi Penahanan
Tujuan dari Akuntansi Inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur
jumlah,waktu,dan kemungkinan arus kas masa depan.
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode
penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih
relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua
item yang terdapat dalam laporan keuangan.
Metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi (Johnson,1977) sebagai
berikut.
1.
The entry value system dari harga
umum yang terdiri dari:
a. historical
cost
b. general
price level
c. replacement
cost
d. reproduction
cost
2.
The exit value system harga pasar
atau current market value yang terdiri dari:
a. net realizable value
b. selling
price
c. expected
value
Dari sudut akuntansi inflasi, di luar historical cost adalah metode
menyusun laporan keuangan untuk menyesuaikan dengan pengaruh inflasi.
a.
Historical
Cost
Historical
cost merupakan
salah satu dari prinsip akuntansi. Menurut pendapat ini cost principle atau disebut juga acquisition cost atau historical
cost merupakan dasar untuk melakukan penilaian yang tepat untuk mencatat
perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok, dan equity. Sistem ini telah digunakan selama beberapa abad (Ijiri, 1971).
Dalam sistem historical cost setiap
perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.
Berdasarkan historical cost laba
direalisasikan dengan perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan dengan
biaya yang direalisasikan, dimana biaya tersebut merupakan pengorbanan yang
diharapkan tidak mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Memang
banyak kritik yang diajukan ke arah sistem historical
cost ini, namun sampai saat ini standar akuntansi masih tetap
mempertahankannya. Keunggulan sistem ini menurut Ijiri (1967) adalah sebagai
berikut:
·
Penilaian historical
cost merupakan satu-satunya metode penilaian yang hasil pencatatannya dapat
ditelusuri, diidentifikasi bila perlu.
·
Metode penilaian historical
cost memberikan data yang kurang diperselisihkan dibanding dengan metode
penilaian lain yang diajukan.
·
Metode penilaian historical
cost ini tidak menyajikan holding
gain and loss. Hal ini sesuai dengan status
quo dan hanya perubahan yang jelas terbukti dicatat. Hal ini penting untuk
memecahkan pertentangan kepentingan dan menjaga stabilitas dalam masyarakat.
·
Metode penilaian historical
cost saat ini memberikan data yang berguna bagi pengambilan keputusan bagi
manajer dan investor karena selama ini data yang lazim digunakan untuk
memprediksi masa depan hanya data historis.
·
Metode penilaian historical
cost ini merupakan salah satu diantara berbagai metode penilaian yang
dianjurkan. Metode ini paling murah bagi masyarakat dilihat dari biaya
pencatatan, biaya pelaporan, auditing, dan penyelesaian perselisihan.
Penilaian berdasarkan historical cost
ini masih sangat relevan dan dipertahankan oleh prinsip dan standar akuntansi
yang berlaku. Keunggulan prinsip historical
cost adalah sangat berguna untuk menjelaskan aspek yang lalu dari tiap aset
dan kewajiban, yaitu pengorbanan yang telah diberikan untuk mendapatkan aset
dan keuntungan yang diterima dari kewajiban yang timbul (Harahap, 1996).
b.
General
Prince Level
Dalam metode
General Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan
tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai
historical cost.
Keuntungan
GPL adalah
sebagai berikut :
§ Dapat
menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan
§ Dapat
meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode
§ Membantu
pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih baik
§ Memperbaiki
tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka
laporan keuangan yang sudah disesuaikan.
Kelemahan
GPL adalah
sebagai berikut :
§ Inflasi itu
terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa
disamaratakan
§ GPL tidak
bermakna bagi perusahaan
§ Angka yang
disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
§ Rasio itu
adalah indikator mentah
c. Current Cost Accounting
Edgar Edward
dan Philip
Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar mempromosikan konsep CCA
ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada untuk memaksimalkan laba.
Manajer
biasanya menghadapi masalah apakah ingin mempertahankan suatu aktiva atau utang
atau menjual atau membayarnya dan bagaimana menggunakan atau mendanai kegiatan
perusahaan. Untuk menjawab ini maka Edgar dan Bell mengusulkan
perhitungan busines profit. Busines Profit ini memiliki dua komponen:
§ Current
Operating Profit
§ Realizable
Cost Saving (Holding Gain)
Laba dari Current
Operating adalah kelebihan nilai sekarang dari barang atau jasa yang dijual
dengan harga pokoknya. Sedangkan Realizable Cost Saving adalah kenaikan
harga pokok dari suatu aktiva yang masih dimiliki sekarang (dengan harga
sekarang). Ini merupakan laba (atau bisa saja rugi) yang belum direalisasi dari
suatu aktiva yang harganya naik (atau turun) karena perubahan harga, namun
barangnya belum direalisasi atau belum dijual, maka ini disebut saving
yang nantinya akan direalisasi. Sebenarnya hal ini merupakan opportunity
gain atau loss. Resvine menganggap itu dapat dianggap sebagai
laba karena kenaikan harga itu akan mengakibatkan kas yang akan digunakan untuk
mendapatkannya memang harus seharga itu jika kita ingin membelinya sekarang.
Menurut beliau cash saving ini dapat digolongkan sebagai laba.
Beberapa
bentuk Current Cost adalah sebagai berikut:
a. Replacement
cost
Replacement
Cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan
aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam
praktik nilai ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter seperti
persediaan dan aktiva tetap. Aktiva tetap disajikan menurut nilai gantinya,
nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai.
Metode ini
dikritik dalam hal:
§ Subjektivitas
penilaian atau taksiran harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak
didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.
§ Dalam hal
harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan pembebanan ke
laba/rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari
beban pada historical cost, akhinya income akan lebih tinggi dari
historical cost.
§ Perubahan
harga umum tidak tergambar dalam metode Replacement Cost ini, karena
hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya, metode Replacement Cost ini
dianggap bukan merupakan metode akuntansi inflasi.
§ Sukar
melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.
Walaupun ada
kritik ini, sebagian pihak menganggap bahwa metode ini merupakan metode yang
paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi, karena meskipun terjadi
inflasi dengan metode ini akan memudahkan dalam hal pengukurannya.
b. Reproduction
Cost
Reproduction
Cost adalah istilah lain yang hampir sama dengan Replacement Cost. Di
sini harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau
diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi
yang mungkin memengaruhi aktiva yang dibuat itu. Jika suatu aktiva baru
direproduksi tanpa menghiraukan perubahan teknologinya nilainya sama dengan Replacement
Cost. Dengan demikian, secara umum apa yang berlaku pada metode Reproduction
Cost ini.
c.
Net Realizable Value
Net
Realizable Value merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya
penjualan. Pada masa inflasi nilai dari net realizable value ini lebih
besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual
barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan
dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva itu
pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.
d.
Selling Price
Di sini
nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga
laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar
daripada net realizable value dan metode lainnya.
e.
Expected Value
Metode ini
sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih
kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan
gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.
Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
Amerika serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS)
No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva
tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan
yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
1.
Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
2.
Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
3.
Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu
bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting
Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16
(Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16). Perbedaan SSAP 16
dengan SFAS 33 yaitu :
Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar
konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba
rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan
neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun
biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya
historis.
2. Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
3. Menyediakan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sesuai dengan
rumusan masalah yang penulis susun, yaitu:
a)
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama
dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba
yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi
nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan
b)
Ada delapan model akuntansi dalam penilaian aktiva dan
penentuan laba itu, yaitu sebagai berikut.Pengukuran menurut Unit Uang: 1) Historical
Cost Accounting 2) Replacement Cost Accounting 3)Net RealizableValue Accounting
4)Present Value Accounting. Pengukuran menurut Unit Tenaga Beli (General
Price Level = GPL) 1) GPL Historical Cost Accounting 2) GPL Replacement Cost
Accounting 3) GPL Net RealizableValue Accounting 4) GPL Present Value
Accounting.
c)
Amerika Serikat
mengharuskan perusahaan-perusahaan nya memiliki aktiva tetap dan persediaan
yang di nyatakan dalam FASB pada tahun 1979. Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar
konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba
rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan
neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
3.2 Saran
Dalam penyusunan dan penentuan akuntansi inflasi sesuai dengan aturan yang
ada dan telah disepakati yang digunakan secara universal, sehingga memudahkan
dalam mempelajari dan dalam rangka penyeragaman penggunaan aturan.